Rancangan Sistem Untuk Memperoleh Unjuk Kerja Yang Lebih Baik
Pada awal tahun 1990-an , jaringan
gigabit mulai muncul. Banyak masalah yang timbul karena kemunculan jaringan
ini. Pada bagian ini akan dibahas beberapa masalah yang terjadi dan bagaimana
cara mengatasinya.
Masalah yang pertama adalah banyaknya
protokol yang menggunakan nomor urut 16
bit atau 32 bit. Pada kecepatan 1 Gbps,, hanya diperlukan waktu 32 detik untuk
mengirimkan 2 pangkat 32 byte. Bila nomor urut dikaitkan dengan byte, maka
sebuah pengiriman dapat memulai transmisi byte 0, dan kemudian dalam waktu 32
detik lagi akan kembali pada byte 0 lagi.
Masalah kedua adalah bahwa kecepatan
komunikasi telah jauh meningkat lebih cepat dibanding dengan kecepatan
komputasi.
Masalah ketiga adalah protokol go-back n mempunyai unjuk kerja yang buruk
pada saluran yang mempunyai delay bandwith yang besar. Pada gambar 7.1 kita
bisa melihat waktu yang diperlukan file berukuran 1 MB sejauh 400 km pada
bermacam-macam transmisi. Pada kecepatan sampai 1 Mbps, waktu transmisi
didominasi oleh kelajuan dimana bit-bit dikirim-kan.
Masalah yang terakhir adalah hasil
dari aplikasi baru, seperti multimedia. Sekarang kita beralih dari pembahasan
masalah ke cara mengatasinya. Pertama kali kita akan melihat mekanisme protokol
, layout paket dan software protokol .
Protokol lama umumnya dirancang untuk
meminimumkan jumlah bit pada kabel, yang sering kali dilakukan dengan
menggunakan field-field kecil dan dikemas bersama-sama ke dalam byte atau word.
Sekarang, bandwith yang lebar sudah bisa diperoleh. Cara untu mempercepat
adalah membangun interface jaringan cepat dalam hardware. Kesulitan dalam
menggunakan strategi ini adalah bahwa tanpa adanya protokol yang sangat sederhana, hardware hanya papan
yang disispkan CPU kedua dan programnya sendiri.
Layout paket merupakan hal penting
yang harus diperhatikan dalam jaringan gigabit.Header harus berisi field
sesedikit mungkin untuk mengurangi pemrosesan dan field-field ini harus cikup
besar untuk melaksanakan tugas dan dapat meratakan word-nya untuk memudahkan
pemrosesan.
Terdapat dua buah alas an bahwa header
dan data harus di checksum secara terpisah. Pertama, untuk memungkinkan
protokol untuk melakukan checksum
terhadap header dan bukan terhadap data. Kedua, untuk melakukan verifikasi
bahwa header telah benar sebelum memulai menyalin data ke ruang pengguna.
Terakhir adalah penggunaan software
protokol yang sesuai. Banyak protokol
-protokol terdahulu cenderung menekan pada apa yang harus dilakukan jika
terjadi masalah (misalnya, paket yang hilang), untuk membuat protokol bekerja cepat, perancang harus mengarahkannya
untuk meminimumkan maka waktu pemrosesan ketika semuanya berjalan dengan baik.
Masalah kedua dari penggunaan software
protokol adalah meminimukan waktu
penyalina. Seperti kita lihat, bahwa penyalinan seringkali merupakan sumber utama
overhead. Idealnya, hardware harus menampung setiap paket masuk sebagai blok
data yang berkesinambungan. Kemudian software harus menyalin paket ini ke
buffer pengguna sebagai salinan blok tunggal.
No comments:
Post a Comment